Selasa, 12 Juli 2011

Mengapa kita harus Mengampuni? Matius 18:21-31 "Mengampuni dan Melupakan"

           Menyimpan sakit hati, dendam dan sikap tidak mau mengampuni seringkali menjadi penyebab berbagai penyakit dalam tubuh kita.  Pada satu kesempatan, Petrus bertanya kepada Yesus, berapa kali ia harus mengampuni saudaranya yang berbuat dosa kepadanya.  Cukup sampai maksimum tujuh kali saja?  Jawab Yesus, “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”  MENGAPA ”mengampuni” itu sulit? Bahkan sering lebih sulit ketimbang yang seharusnya? Salah satu sebab utamanya adalah, karena orang sering merancukan antara ”mengampuni” dan ”melupakan”. ”To forgive” dan ”to forget”.  Ada yang dengan tegas mengatakan, ”Pokoknya, saya tidak bisa dan tidak akan mengampuni orang itu! Titik”. Padahal bila kita usut lebih lanjut, yang sebenarnya ia maksudkan adalah, ”Saya tidak bisa dan tidak akan melupakan perbuatannya yang keji itu!” Kesediaan mengampuni bukan cuma vital dalam memelihara hubungan antar pribadi, tetapi terlebih-lebih dalam terus merekat hubungan antar kelompok. ”To be social is to be forgiving,” artinya, ”Menjadi mahluk sosial itu, syaratnya adalah mau mengampuni” itulah yang pernah di sampaikan oleh Robert Frost
Sekiranya Anda hidup seorang diri di tengah hutan rimba atau di padang gurun, Anda tidak memerlukan pengampunan orang lain. Tapi kebutuhan berubah, begitu Anda harus hidup bersama dengan orang lain, betapa pun kecil lingkungan hidup Anda itu. Anda bisa berbuat salah terhadap orang lain. Dan sebaliknya, orang lain pun bisa pula berbuat hal  yang sama terhadap Anda. Benarkah ”mengampuni” harus berarti ”melupakan”? Bila benar, pantaslah orang mengatakan bahwa ”pengampunan” itu mustahil. Sebab bagaimana mungkin bisa melupakan penghinaan, penganiayaan, penindasan, pengkhianatan, yang pernah kita alami? Bukankah ”luka di kulit akan mengering, tapi luka di hati dibawa mati”? 
 Shriver mengatakan, ”Tidak!”. Justru sebaliknyalah yang benar! Yaitu: ”INGAT DAN AMPUNI!”. ”Remember and forgive”. Pengampunan sejati harus berawal dari ingatan yang jelas akan getirnya rasa kecewa, akan pedihnya dikhianati, akan perihnya dibohongi berkali-kali, dan akan sakitnya diinjak-injak hak-hak kita yang paling asasi. Getir, pedih, perih, dan sakit! Ya! Itu tak akan pernah saya lupakan! Tak perlu saya lupakan, dan memang tak mungkin! Namun demikian, saya toh bersedia mengampuninya!!!
Mungkin ada Banyak orang atau bahkan diantara kita yang tidak bisa mengampuni orang yang telah melukai kita atau mungkin kita tidak dapat mengampuni diri sendiri (menjadi orang yang tertuduh terus menerus dan kerjanya selalu menghukum dirinya sendiri).  Ingat Tuhan tidak menghendaki semuanya itu terjadi tetapi yang Tuhan kehendaki adalah kita mampu mengampuni orang lain dan juga kita dapat melepaskan diri kita dari rasa bersalah. Mengapa saudara dan saya harus mengampuni, baik orang lain maupun diri sendiri?  Sebab Allah telah mengirimkan Putera TunggalNya untuk mati disalib untuk mengampuni segala dosa dan kesalahan kita!  Dia adalah Allah yang memberi pengampunan. Di zaman Perjanjian Lama, untuk menebus dan menyucikan dosa bangsa Israel, Seorang imam besar harus menyembelih dan mempersembahkan korban anak domba.  Untuk mengampuni segala dosa dan kesalahan saudara dan saya, Tuhan Yesus telah menjadi Anak Domba - menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib, dan mencurahkan darahNya!  Oleh kuasa darah Yesus, kita beroleh pengampunan dosa, dan karenanya bisa menghampiri tahta Allah, dan memanggilNya, “Abba, ya Bapa.”
Dampak ketika tidak bisa mengampuni: Sakit secara jasmani dan rohani bahkan dapat Membunuh (Kain dan Habel). Ingat di tengah penderitaan jasmaniah dan batiniah-Nya yang luar biasa di atas kayu salib, Yesus pernah menolak minuman yang sebenarnya akan dapat sedikit menjadi penawar rasa sakitnya. Dengan itu, Ia menunjukkan, betapa Ia mau dengan sadar merasakan penderitaan-Nya detik demi detik. Ia mau mendengar rintihan-Nya sendiri saat demi saat. Dan doa-Nya, ”Ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Itulah sakitnya ”mengampuni”! Ingat, namun mau mengampuni!!!! Tuhan sudah mengampuni segala dosa kita.  Itu sebabnya, kita pun harus juga mengampuni orang lain dan diri sendiri, supaya kita memperoleh kehidupan yang baru. Allah mengasihimu. Dia mau mengampuni dan menyelamatkan saudara.  Saudara hanya perlu menerima Yesus sebagai Juru selamat secara pribadi!  Ampunilah orang lain dan diri sendiri, maka saudara akan beroleh kelegaan! Halleluya, Amin...^_^ 
"SOLI DEO GLORIA"
By: Ev. Vernando R. Sihombing, S. Th

1 komentar:

  1. Playtech announces new live dealer slot machines in Vegas
    Playtech announced 울산광역 출장샵 the first live 경기도 출장샵 casino slots 성남 출장마사지 to be developed 상주 출장샵 in Vegas, NV on July 25, 2021. The casino 남원 출장안마 features more than 80 slots, many of which

    BalasHapus